Kajian Penggunaan Antihipertensi pada Pasien Strok di Instalasi Rawat Inap RSU Anutapura Palu Tahun 2017

Strok adalah gangguan serebrovaskular yang sering menyebabkan kerusakan yang luas dan jangka panjang pada kesehatan pasien. Hipertensi merupakan faktor risiko terpenting untuk strok. Pengobatan hipertensi tidak dilakukan dalam jangka pendek, oleh sebab itu, dibutuhkan perhatian khusus untuk penatalaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis maupun golongan obat antihipertensi yang digunakan pada pasien strok dalam hubungannya dengan potensi terjadinya drug related problems (DRPs) terkait pemilihan obat dan dosis antihipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara prospektif pada periode September–Desember tahun 2017 yang didasarkan pada catatan rekam medis pasien strok di instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian terhadap 32 pasien strok menunjukkan penggunaan jenis dan golongan antihipertensi terbanyak yaitu amlodipin yang termasuk golongan calcium channel blocker (CCB) sebanyak 28 pasien (56%), captopril yang termasuk golongan angiotensin converting enzyme inhibitor sebanyak 6 pasien (12%), candesartan yang termasuk golongan angiotensin receptor blocker sebanyak 5 pasien (10%), nikardipin sebanyak 3 pasien (6%) dan diltiazem sebanyak 4 pasien (8%) yang termasuk golongan CCB. Adapun DRPs yang ditemukan terkait pemilihan obat dan dosis antihipertensi pada pasien strok yaitu adanya obat antihipertensi yang tidak tepat sebanyak 6 pasien (18,75%) dan adanya dosis terlalu tinggi sebanyak 9 pasien (28,12%). Diharapkan apoteker dapat berperan dalam mengidentifikasi adanya kemungkinan DRPs penggunaan antihipertensi pada pasien strok untuk meminimalkan persentase kejadian