|
- 2018
Pemberian Terapi Oksigen Hiperbarik Tidak Memberikan Pengaruh Positif pada Ketebalan Endometrium pada Tikus Model Sindrom Ovari Polikistik dengan Resistensi InsulinDOI: https://doi.org/10.15395/mkb.v50n1.1218 Keywords: Hiperplasia Endometrium, Sindroma Ovari Polikistik, Terapi Oksigen Hiperbarik Abstract: Sindrom ovari polikistik (SOPK) meningkatkan risiko hiperplasia dan keganasan endometrium. Faktor yang memicu kejadian tersebut adalah hiperandrogen, anovulasi kronik, dan hiperinsulinemia. Terapi oksigen hiperbarik (TOHB) diketahui memberikan manfaat positif bagi sensitivitas insulin. Berdasar atas hal tersebut maka ingin diketahui pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap endometrium pada tikus model SOPK resistensi insulin. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan desain post-test only control group menggunakan 28 tikus betina (Rattus norvegicus strain Wistar) yang kemudian dibagi menjadi empat kelompok: Kelompok normal, SOPK, TOHB 5 sesi dengan SOPK dan TOHB 10 sesi dengan SOPK. Model tikus SOPK diperoleh dengan menyuntikkan testosteron propionat 10 mg/100 gram bobot/ kali selama 28 hari berturut-turut. Pada tikus normal diberikan suntikan propilen glikol sebanyak 1 mL selama 28 hari. Dilakukan pengukuran ketebalan endometrium secara histopatologik. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, dan LAKESLA TNI AL Drs. Med. R. Riyadi S, Phys pada periode Juni-September 2016. Didapatkan ketebalan endometrium pada kelompok normal (mean ± SD) (μm)) 1.109,98 ± 53,96; kelompok SOPK 35.651,47 ± 400,54; kelompok TOHB 5 sesi dengan SOPK 2.266,13 ±2 62,08; dan kelompok TOHB 10 sesi dengan SOPK 2.144,83 ± 305,83. Kelompok SOPK memiliki endometrium lebih tebal dibanding dengan kelompok normal. Tidak terdapat perbedaan ketebalan endometrium pascapemberian TOHB 5 sesi maupun 10 sesi
|